oleh Fitri Nuur Alimah
1. Anatomi Buku Teks
Buku teks Bahasa Indonesia kelas XII terbitan Bumi Aksara yang ditulis oleh Ichsana Sahid Warsanto, Sunarno Wignyodarsono, dan Widodo Utomo bila dilihat secara sekilas sudah cukup menarik dan dapat menunjang pembelajaran bahasa Indonesia di kelas XII.
Bungkus buku berwarna biru tua bergambar suasana pembelajaran di sebuah kelas sudah cukup menarik, namun belum mencerminkan bahwa buku ini adalah buku pelajaran bahasa sastra indonesia, seharusnya bungkus buku bergambar kegiatan-kegiatan pembelajaran bahasa ataupun sastra, seperti gambar siswa yang sedang membaca puisi, siswa yang sedang berada di lab bahasa, tokoh bahasa dan sastra Indonesia, ataupun photo pertunjukan drama.
Sampul buku teks bahasa indonesia ini masih soft cover, sehingga bila sering dibuka dan dibaca, dalam waktu setahun pun cover bukunya sudah berubah bentuk dan robek di kanan atas dan kanan bawah.
Halaman depan dan halaman persembahan buku dalam buku ini disatukan dalam satu halaman, dengan dominan berwarna coklat dengan gambar gunung dan sungai. Jadi antara cover buku dan halaman depan tidak terdapat kemiripan gambar.
Halaman hak cipta ada, di halaman hak cipta pada buku ini tertulis “cetakan pertama, januari 2005”, dan buku ini dicetak oleh Sinar Grafika Offset.
Halaman pengantar pada buku ini ditulis oleh penulisnya sendiri. Dalam halaman pengantar buku ini berisi ucapan syukur, acuan buku, standar kompetensi, tujuan pembelajaran bahasa sastra
Sebelum daftar isi, buku ini memasukan kurikulum 2004 bahasa Indonesia SMA kelas 3 yang berjumlah lima halaman. Hal seperti ini bagus sekali, sehingga siswa ataupun guru dapat membandingkan isi/materi buku teks dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah.
Halaman isi buku ini menggunakan kata ”Kaji 1, Kaji 2, Kaji 3, dst.” dan dari setiap ”kaji” berisi ”saji” seperti ”saji 1, saji 2, saji 3, dst.”. Untuk latihannya, buku ini menggunakan kata ”uji kaji”. Kata kaji, saji, uji saji memang tidak umum digunakan dalam buku teks bahasa Indonesia, karena umumnya buku teks menggunakan kata unit, bab, ataupun pelajaran. Namun, itulah yang membedakan buku terbitan Bumi Aksara ini dengan buku terbitan penerbit lainnya.
Daftar pustaka pada buku ini memiliki nama ”senarai rujukan”, indah sekali. Dalam daftar pustaka buku ini kita dapat melihat bahwa buku ini kaya akan sumber materinya, karena buku teks ini memiliki lebih dari 100 sumber yang berbeda. Salut untuk para penulis buku ini. Namun sayang, buku ini belum dilengkapi dengan indeks pengarang ataupun indeks judul. Selain itu, buku teks ini belum memiliki glosarium. Seperti yang kita ketahui sebuah glosarium sangat penting bagi siswa, karena bila terdapat kata-kata asing bagi siswa, siswa dapat mencarinya dalam glosarium, selain itu glosarium bermanfaat sekali untuk memperkaya wawasan bahasa siswa.
Buku ini sudah memiliki halaman pengarang, dari halaman pengarang kita dapat mengetahui bahwa ketiga penulis buku ini yaitu Sunarno Wignyodarsono, Ichsanu Sahid Warsanto, dan Widodo Utomo adalah kepala sekolah dari sekolah yang berbeda-beda.
2. Isi buku
Halaman pendahulu dari setiap bab buku teks bahasa Indonesia ini berbentuk sebuah bagan yang berisi peta konsep. Peta konsep menjelaskan alur pemikiran yang sistematis dalam satu kaji. Dalam peta konsep, diuraikan apa saja yang akan dipelajari tentang kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra, jadi terdapat keseimbangan antara bahasa dan sastra. Keempat aspek kemampuan berbahasa yaitu aspek mendengarkan, aspek berbicara, aspek membaca, dan aspek menulis pun sangat diperhatikan, terbukti dari setiap kaji selalu ada tugas dari empat aspek itu.
Tidak hanya itu, setelah peta konsep yaitu pada halaman pendahulu terdapat gambar yang mencerminkan isi kaji, seperti halaman pendahulu kaji 1 yang gambar kartun tokoh-tokoh pewayangan berjas berebut kursi pemerintah disampingnya bendera nerah putih, gambar ini sesuai dengan kaji 1 yaitu ”Selamat datang presiden dan wakil presiden baru”. Dalam halaman pendahulu buku teks disamping gambar yang mencerminkan kaji, terdapat kompetensi dasar yang ditetapkan pemerintah. Kompetensi dasar merupakan pokok-pokok materi yang dibahas dalam kaji dan kejadian yang dilihat yang bersumber dari kompetensi dasar. dibawah kompetensi dasar terdapat indikator. Indikator merupakan pokok-pokok materi yang harus dikuasai siswa dalam suatu kegiatan belajar. Setelah indikator, barulah saji, saji merupakan uraian materi pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yang harus dipahami siswa, sehingga siswa berpikir secara kreatif. Oleh karena itu, materi saji yang dipaparkan pada buku ini hanya sedikit, bahkan ada beberapa saji yang tidak berisi materi. Buku ini lebih menitikberatkan pada wacana dan latihan. Sehingga siswa lebih banyak mencari, hal ini bagus untuk merangsang san menumbuhkan kreativitas siswa.
Setiap saji memiliki wacana yang mendukung kompetensi dasar. Wacana buku ini selanjutnya menjadi bahan pembelajaran dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan aspek menulis sebagai sarana kegitan belajar bahasa dan sastra siswa. Buku ini sangat kaya dengan wacana. Wacana-wacana pada buku ini umumnya berasal dari media cetak seperti koran, buku, dan lain-lain.
Halaman isi buku teks ini terdiri dari ”latih”, uji kaji, dan apresiasi sastra yang dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. ”latih” dan ”uji kaji” pada buku teks ini sudah bagus untuk mengetahui pemahaman siswa. Siswa pun tidak hanya diberi pertanyaan-pertanyaan pengertian ataupun ciri-ciri, namun juga dirangsang kreativitas dan kemampuannya menganalisis dan mengeluarkan pendapatnya dengan peranyaan-pertanyaan tentang pendapat siswa, diberi latihan untuk menulis, berbicara, menyimak, dan juga membaca. Uji kaji sangat bermanfaat sebagai tolak ukur penguasaan siswa atas materi yang dipelajarinya sekaligus memberikan bekal kepada siswa untuk selalu siap menghadapi ulangan harian dan ulangan semesteran. Sedangkan apresiasi sastra pada buku ini berisikan tugas kepada siswa agar lebih banyak mengapresiasi karya sastra dengan membaca dan mencatat beberapa hal menarik dari karya sastra yang dibacanya itu. Jadi, setiap siswa memiliki banyak wawasan tentang sastra indonesia.
Halaman penyudah pada buku ini hanya berupa wicara aji. Wicara aji ini berisi wawasan dan horizon pengetahuan yang luas kepada siswa untuk pembinaan budi pekerti. Buku teks ini tidak memiliki catatan, rangkuman, refleksi, lampiran ataupun pustaka. Hal ini sangat disayangkan karena catatan atau rangkuman sangat bermanfaat bagi siswa untuk memperjelas dan mengetahui inti materi dari setiap ”saji’ ataupun ”kaji”. Pustaka dari setiap saji dan kaji pada buku teks ini disatukan pada halaman akhir buku.
3. Susunan Bab Buku
Bagian pendahuluan pada buku ini sudah memuat gambar yang mencerminkan isi/materi kaji (bab), seperti pendahuluan pada kaji 1 yang gambar kartun tokoh-tokoh pewayangan berjas berebut kursi pemerintah disampingnya bendera nerah putih, gambar ini sesuai dengan kaji 1 yaitu ”Selamat datang presiden dan wakil presiden baru”. Namun pada bagian pendahuluan tidak terdapat kata-kata mutiara, pada buku teks ini kata-kata mutiara/ wicara aji diletakkan setelah uji latih (latihan).
Dalam halaman pendahulu buku teks, disamping gambar yang mencerminkan kaji, terdapat kompetensi dasar yang ditetapkan pemerintah. Disamping gambar terdapat kompetensi dasar. Kompetensi dasar merupakan pokok-pokok materi yang dibahas dalam kaji dan kejadian yang dilihat yang bersumber dari kompetensi dasar. Setelah kompetensi dasar terdapat indikator. Indikator merupakan pokok-pokok materi yang harus dikuasai siswa dalam suatu kegiatan belajar. Indikator pada buku ini berfungsi sebagai tujuan dan sasaran yang harus dicapai siswa.
Berbicara tentang batang tubuh setiap saji pada buku teks ini cukup menarik, karena buku teks ini banyak memiliki bingkai bahasa. Bingkai bahasa pada buku ini diberi nama ”Dian Wacana”, ”Dian Wicara”, ”Dian Baca”, ”Dian Pena”, dan ”Dian Sastra”. Dian-dian itu memberikan materi pengayaan dalam pembelajaran bahasa dari aspek mendengarkan, berbicara, membaca, menulis, dan kesasteraan. Contohnya pada Dian Baca 1 yang berjudul Tujuh Keajaiban Membaca dan Menulis Buku yang memaparkan bahwa membaca buku sama dengan menumbuhkan dendrit otak, menulis sama dengan menata pikiran, membaca buku berarti mengolahrgakan pikiran, dan seterusnya. paparan seperti ini bila dibaca siswa dapat menggugah siswa untuk lebih banyak membaca dan menulis.
Selain Dian Wacana”, ”Dian Wicara”, ”Dian Baca”, ”Dian Pena”, dan ”Dian Sastra”, terdapat pula kotak-kotak yang berisi biografi singkat tentang tokoh-tokoh bahasa dan sastra Indonesia dan karya-karyanya yang diberi nama “Berkenalan dengan...”, hal ini bagus bila dibaca oleh siswa, diharapkan siswa dapat mengambil pelajaran dari biografi singkat para tokoh, selain itu wawasan siswa tentang tokoh-tokoh sastra dan bahasa indonesia dapat bertambah, seperti siswa yang sebelumnya belum mengenal Cunong Nonok Suraja, Danarto, Husni Djamaludin ataupun Sulaeman Djuned dapat mengenal mereka setelah membaca buku teks ini.
Ilustrasi gambar atau grafis pada buku teks ini kurang menarik, karena warnanya masih hitam putih, selain itu hanya sedikit ilustrasi dari setiap kaji /bab-nya. Di setiap gambarnya pun belum diberi judul gambar ataupun sumbernya. Sehingga banyak sekali photo-photo hitam putih pada buku teks ini yang tidak dapat kita ketahui namanya, karena tidak diberi judul ataupun nama. Sepertinya gambar pada buku ini kurang diperhatikan oleh penulisnya, gambar-gambar pada buku ini seperti hanya pelengkap dan hanya seadanya.
Tabel ataupun bagan pada buku teks ini sudah cukup baik, dan dapat membantu siswa untuk memahami lebih jelas materi yang dipaparkan. Pada buku teks ini tidak ditemukan catatan kaki. Penulis sepertinya kurang menyadari pentingnya catatan kaki, karena buku setebal 320 halaman ini tidak ada satupun catatan kaki.
Bagian penyudah pada buku teks ini hanya terdiri dari uji kaji yang berisi latihan dan soal-soal dan wicara aji yang berisikan kata-kata mutiara. Yang disayangkan pada buku teks ini yaitu pada bagian penyudah tidak terdapat catatan, rangkuman, refleksi, lampiran ataupun pustaka.